Pagi ini aku bangun kembali..
Tersadar dari alam mimpi,
Untuk menatap dunia yang penuh dramatisasi...
Suatu harsa semu sedari dulu telah berlaku...
Dari umbu hingga tiba pada masaku,
Dengan memakai kameja celana jeans ala anak muda...
Yang siap bertemu gebetannya,
Padahal tujuanku hanya duduk di atas sofa...
Makanan di kanan, remot di kiri, kuhidupkan..
TV lagi dan lagi pandemi,
Channel 2 kuhampiri..
Cina berkuasa di Tanah Pertiwi,
Channel 3 kusinggahi para koruptor jadi sensasi..
Huuuh, sela napas menahan kesal,
Ini yang dibilang merdeka?
Siapa yang salah, tiada berguna Presiden?
Budaya? ras atau agama? Ini memang kita,
Bhinneka Tunggal Ika lalu mau disalahkan pada siapa?
Jangan tanya pada saya, tanya pada diri kita...
Benar atau salah yang kita lakukan,
Bukan suatu asrar namun telah menjadi ijmal...
Banyak yang menyuarakan kesejahteraan bersama,
Padahal kesejahteraan kantong yang paling utama...
Banyak yang berkata NKRI kita utamakan,
Tapi ras dan golongan di kedepankan,
Lalu kita masih berkata Indonesia sudah merdeka?
Jangan bermimpi...
Kalau ekonomi masih dikuasai yang bermata sipit,
Keadilan masih diatur yang berduit..
Kesejahteraan masih sebesar parit,
Selama itu pula rasa pahit..
Masih merebak di hati saya, Anda dan kita semua,
Jangan membutakan mata!
Indonesia merdeka? Hahahaha, merdeka apanya? bebas
Apanya?
Kaya apanya? Sejahtera apanya?
Aman apanya?
79 itu cuma angka tapi tidak dengan faktanya!