Di sebuah kota kecil yang penuh dengan pesona, hiduplah seorang gadis bernama Alina. Alina bekerja sebagai pustakawan di perpustakaan kota yang terletak di tengah taman bunga yang indah. Setiap pagi, dia selalu berangkat kerja dengan hati yang penuh semangat, karena buku-buku adalah teman sejatinya.
Suatu hari, ketika hujan turun dengan deras, Alina sedang berteduh di bawah kanopi taman. Dia menyukai hujan, karena selalu membawa kenangan masa kecil bersama keluarganya. Di saat yang sama, seorang pemuda bernama Raka berjalan cepat menuju perpustakaan dengan payung biru besar. Raka adalah penulis muda yang sering menghabiskan waktu di perpustakaan untuk mencari inspirasi.
Ketika Alina memandang keluar, dia melihat Raka sedang menutup payungnya. Dengan langkah ringan, Raka masuk dan menyapanya. "Selamat pagi, Alina. Apakah hari ini ada buku baru yang menarik?" tanyanya dengan senyum yang hangat.
Alina mengangguk dan membalas senyum Raka. "Tentu saja, ada beberapa buku baru yang mungkin menarik untukmu. Aku bisa menunjukkan padamu."
Mereka berjalan bersama ke bagian fiksi, dan Alina menunjukkan beberapa novel baru. Raka mengambil salah satu buku dan membolak-balik halamannya. "Kamu benar, ini terlihat menarik. Terima kasih, Alina."
Hari demi hari berlalu, dan setiap kali Raka datang, mereka selalu berbincang tentang banyak hal - buku, mimpi, dan kehidupan. Tanpa disadari, kehadiran Raka telah menjadi bagian penting dalam hari-hari Alina. Begitu pula sebaliknya, Raka merasa ada yang berbeda ketika dia tidak bertemu Alina.
Suatu sore, ketika hujan kembali turun, Raka menunggu Alina di bawah kanopi taman, kali ini dengan dua payung di tangannya. Ketika Alina keluar dari perpustakaan, dia terkejut melihat Raka berdiri di sana.
Raka menyerahkan satu payung kepada Alina dan berkata, "Aku ingin mengajakmu berjalan di bawah hujan. Ada sesuatu yang ingin kukatakan."
Dengan senyum yang manis, Alina menerima payung itu, dan mereka mulai berjalan beriringan. Di bawah rintik hujan yang lembut, Raka mengungkapkan perasaannya. "Alina, setiap kali kita berbicara, aku merasa hidupku lebih berwarna. Aku tidak bisa membayangkan hari-hariku tanpa kamu. Apakah kamu mau menjadi bagian dari hidupku, lebih dari sekadar teman?"
Alina terdiam sejenak, merasakan kehangatan di hatinya. Dia tahu, perasaan yang sama telah tumbuh dalam dirinya. "Raka, aku juga merasakan hal yang sama. Aku ingin menjadi bagian dari hidupmu."
Mereka berhenti sejenak, saling memandang, dan tersenyum di bawah payung yang melindungi mereka dari hujan. Di tengah taman yang indah, di bawah rintik hujan, dua hati yang telah lama saling merindukan akhirnya bersatu.
Dan sejak saat itu, hujan selalu menjadi saksi bisu dari kisah cinta mereka yang terus tumbuh dan mekar, seperti bunga-bunga di taman tempat mereka pertama kali bertemu.
