Mentari senja di ufuk masa membawa pada ruang nostalgia..
Kabut oranye menyelimuti suasana hati yang pernah nestapa,,,
Akibat terguyur derasnya hujan kehidupan..
Merasa kerdil diri, rapuh tidak berdaya, hampir jatuh juga
Respon refleks insan dengan setengah kakinya,,
Luapan perasaan alami yang tidak terelakkan,,,
Asanya ya… sore muram, paginya terang..
Mudah diucap tapi sukar direalisasikan
Ada di titik terendah itu wajar, jika sebentar
Manusiawi kata orang bilang,,,
Waspada! Bisa banyak episode, jika energi negatif lebih merajai...
Pemilik sesal mengajak untuk kembali segera tatap ke depan,,,
Pelan-pelan penuh kesadaran...
Penerimaan terdalam pada sebuah takdir yang disajikan...
Sesuatu yang melalui tidak akan menghampiri,,,
Sesuatu yang dikhususkan tidak akan pernah salah alamat...
Sang Pencipta sudah membuat alur yang dikara...
Jam menyeru bahwa waktu terus melaju,,,
Kaca melambai-lambai mengajak untuk bercermin...
Merefleksikan hitam dan putih gambar diri
Penghapus menawarkan diri melenyapkan noda,,,
Burung-burung terbang di angkasa memandu tidak jalan di tempat,,,
Membentangkan sayapnya penuh percaya diri...
Menikmati perjalanan dengan sukacita,,,
Terus bergerak maju tetap menggapai tujuan Ke singgasana yang diimpikan...
Waktu akan segera berlangitkan rembulan,,,
Ia bergegas menutup album kenangan...
Tersenyum lega pada semesta,,,
Berhasil melewati aral melintang yang menghadang...
Angin berhembus menambah syahdunya kebesaran jiwa,,,
Terpatri di dalam diri yang istimewa...